Jenis Cairan Radiator Mobil Yang Berkualitas
Anda mungkin berfikir mempunyai mobil itu mudah untuk perawatannya. Kalau anda punya orang khusus yang bertugas untuk merawat mobilmu mungkin memang mudah. Anda jadi tidak perlu berpikir mengenai masalah seperti memilih jenis cairan radiator , ataupun perawatan lainnya karena orang tersebutlah yang akan mengurus semuanya kan Bahkan anda mungkin juga tidak tahu perihal yangmenandakan oli mobil harus diganti.
Namun sebenarnya, akan lebih baik jika anda juga tahu cara merawat mobil dan memilih komponen atau
apapun yang dibutuhkan oleh mobilmu, tidak hanya oli saja, tetapi juga cairan pendingin atau yang biasa disebut cairan radiator.
Selain sistem pendingin oli, perangkat lain yang berperan penting untuk menjaga suhu mesin tetap pada kondisi yang normal adalah radiator.
Fungsi utama radiator adalah meredam udara panas yang ada pada silinder mesin ketika terjadi proses pembakaran. Untuk menjalankan fungisnya
itu, radiator membutuhkan elemen lain, yaitu cairan pendingin. Lalu, radiator akan memerintahkan cairan pendingin tersebut untuk meredakan
panas yang terjadi di dinding silinder. Jadi, cairan pendingin yang digunakan harus tahan terhadap suhu panas. Oleh karena itu, memilih cairan
pendingin radiator tidak boleh sembarangan dan harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Jangan hanya terpengaruh oleh warna air radiator
karena itu tidak berpengaruh pada kualitasnya. Cairan pendingin radiator peran sangat penting dalam proses menjaga suhu kerja mesin.
Kalau coolant di dalam radiator kurang, maka bisa mengakibatkan mesin overheat atau panas berlebihan. Sebaiknya cairan pendingin radiator
diganti setiap 40.000 km dan tabung cadangan air radiator dicek setiap minggu. Segera isi hingga batas maksimal kalau kosong.
Baca Juga : Pengertian Radiator Mobil dan Fungsinya
Jika terlalu sering kosong, artinya kamu harus cek sistem pendingin mesin.
Pada dasarnya, ada 3 jenis radiator coolant yang sering digunakan oleh pabrikan, yaitu Inorganic Additive Technology (IAT), Organic Acid
Technology (OAT), dan Hybrid Organic Acid Technology (HOAT). Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda. IAT, adalah jenis radiator coolant yang
biasanya cocok digunakan untuk kendaraan tua dan diganti setiap 2 tahun sekali atau setiap 24 ribu mil. Jenis yang kedua, yaitu OAT, adalah radiator
coolant yang biasanya digunakan oleh salah satu raksasa otomotif global, General Motors. Waktu penggantiannya adalah setelah 5 tahun sekali atau
setiap 50 ribu mil. Sedangkan HOAT, adalah pengembangan dari OAT. Jadi kegunaan dan waktu penggantiannya juga tidak berbeda.
Namun mungkin selama ini Anda hanya mengenal perbedaan air radiator yang dibedakan dari warna cairannya saja. Padahal ternyata ada
beberapa tipe radiator coolant yang kerap digunakan untuk mobil kesayangan anda. Apa saja itu? Yuk mari kita simah pembahasannya di bawah ini.
1. Air Biasa
Cairan radiator paling umum adalah air biasa, bisa air keran atau air mineral. Air biasa memiliki titik didih yang rendah (100 derajat celcius)
sehingga memiliki kadar penguapan tinggi. Air biasa akan kewalahan menjaga suhu mesin ketika panas lingkungan sangat tinggi seperti mobil
terjebak macet parah sehingga lebih cepat habis karena menguap. Walau menggunakan air yang dijual dalam kemasan sekalipun, tetap mengandung
mineral. Kandungan mineral di dalam air biasa bisa menimbulkan karat dan kerak dalam jangka waktu panjang. Dalam kasus ringan, permukaan
pipa logam yang terkena karat akan tergerus dan menyumbat pipa di bagian yang kecil, seperti di tabung radiator. Dalam kasus lain, karat juga akan
menggerus permukaan pipa dan membuatnya bocor. Semua kasus akan berakhir dengan meningkatnya suhu mesin secara drastis alias overheat.
2. Radiator Coolant
Radiator coolant diformulasi khusus untuk menyerap panas dan mencegah korosi atau karat pada material logam. Adapun kandungan utama dari
cairan pendingin, yakni air tanpa mineral, zat anti-beku propylene glycol, dan pencegah karat. Kandungan propylene glycol membuat cairan radiator
punya titik didih lebih tinggi, sekaligus titik beku lebih rendah ketimbang air biasa. Jenis ini lebih tangguh dipakai di wilayah tropis seperti Indonesia.
Tingginya titik didih membuat coolant terhindar dari penguapan kala bersentuhan dengan temperatur tinggi mesin kendaraan. Pendingin jenis ini
memiliki titik didih sekitar 10 derajat celcius lebih tinggi dari air biasa.
3.Radiator Super Coolant
Sebelum menggunakan kamu harus terlebih dahulu mencairkannya bersama air bersih. Kamu bisa melakukan pengenceran ini dengan perbandingan
50:50. Radiator super coolant juga memiliki titik didih yang tinggi, yakni sebesar 130 derajat celcius. Karena butuh suhu lebih tinggi untuk membuat
cairan pendingin jenis ini untuk mendidih, yang artinya lebih banyak panas yang diserap dari mesin tanpa khawatir air menguap dan habis.
4. Antifreeze dan Coolant Protector
Jenis coolant ini hampir sama dengan radiator super coolant, yaitu dalam penggunaannya harus dicairkan terlebih dengan menggunakan air bersih.
Namun, untuk menggunakannya harus disesuaikan dengan iklim di sekitar kamu. Untuk di iklim tropis, perbandingan yang bisa digunakan adalah
50:50. Kelebihan dari jenis ini adalah bisa menahan panas hingga 128 derajat celcius.
Jika kamu bertanya, mana jenis yang paling cocok untuk mobil kesayanganmu, maka jaawabannya mungkin tidak pasti. Semua tergantung pada
kondisi mobilmu sendiri, bagaimana perawatan yang kamu lakukan, jarak tempuh, dan kandungan yang terdapat pada cairan radiator itu sendiri.