Fitur MG ZS, Wuling Confero dan DFSK Glory 560, Anti Kejahatan

Memperkenalkan Fitur MG ZS Terbaru Dari Wuling dan DFSK GLory 560 

Tak sedikit kasus penjambretan atau pencurian terjadi di jalanan. Awalnya sekelompok penjahat menunjuk-nunjuk ban mobil. Seolah memberi tahu kondisinya kempis atau bermasalah.

Tujuannya membuat pengendara cemas, sontak menghentikan kendaraan. Barulah gerombolan itu beraksi mengambil barang di kabin. Sebetulnya aksi ini bisa terdeteksi bila mobil memiliki fitur Tyre Pressure Monitoring System (TPMS). Perangkat tersedia di mobil sekelas Wuling Confero, DFSK Glory 560 dan MG ZS.

Nah, guna fitur ini mengingatkan Anda bila satu atau beberapa ban kurang angin secara drastis. Secara umum, bila tekanan ban rendah maka muncul indikator kuning menyala pada panel instrumen dasbor. Bentuknya penampang ban, menyerupai tapal kuda dengan tanda seru.

Kalau di mobil Wuling langsung tertera di MID, roda mana yang bermasalah. Sangat bermanfaat bukan?

Sayang beberapa pabrikan Jepang belum membekali peranti ini. Padahal banderolnya untuk kalangan menengah ke atas. Dan fungsinya kini menjadi amat penting. Misal mobil Anda sudah punya TPMS. Faktanya indikator ban normal. Kemudian ada orang tak dikenal melakukan hal semacam itu. Langsung saja minta bantuan atau bergegas menuju pos Polisi terdekat.

Jenis TPMS

Ada dua jenis fitur langsung dan tidak. TPMS tidak langsung biasanya mengandalkan sensor kecepatan roda yang digunakan oleh sistem rem anti-lock (ABS). Sensor ini mengukur laju revolusi setiap roda. Juga dapat digunakan oleh sistem komputer on-board, untuk membandingkan satu sama lain. Tak ketinggalan data operasi kendaraan lain seperti kecepatan.

Berdasarkan laju revolusi tiap roda, komputer bisa menafsirkan ukuran relatif ban pada kendaraan Anda. Ketika ia berputar lebih cepat dari perkiraan, komputer menghitung kalau bannya kurang bersemangat dan memberi tahu pengemudi dengan tepat.

Jadi, sistem pemantauan tekanan ban tidak langsung, tak mengukur tekanan udara. Ia tidak memproses secara elektronik jenis pengukuran. Seperti yang Anda lihat dengan alat pengukur ban. Sebagai gantinya, monitor tekanan ban tidak langsung hanya mengukur seberapa cepat ban Anda berputar.

Lalu mengirimkan sinyal ke komputer kalau ada rotasi salah.

Satunya lagi, TPMS langsung. Sistem menggunakan sensor pemantau tekanan di setiap ban. Memantau tingkat tekanan tertentu. Bukan hanya data revolusi roda dari sistem rem ABS semata. Sensor di TPMS langsung bahkan bisa memberikan pembacaan suhu ban.

Peranti pemantauan tekanan ban langsung mengirimkan semua data ini ke modul kontrol terpusat. Kemudian dianalisis, ditafsirkan. Jika tekanan ban lebih rendah dari seharusnya, info dikirim langsung ke dasbor mobil Anda.

Pemantau tekanan ban langsung biasanya mengirimkan semua data ini tanpa kabel. Setiap sensor memiliki nomor seri yang unik. Ia tidak hanya membedakan antara dirinya dan sistem pada kendaraan lain.

Tapi juga di antara pembacaan tekanan untuk setiap ban. Banyak produsen menggunakan teknologi eksklusif untuk sistem khusus ini. Sehingga mengganti TPMS secara periodik memerlukan teknisi khusus.

Aftermarket

Kalau Anda berminat membeli sistem ini, sebetulnya bisa dibeli via online. Harganya bermacam-macam. Mulai dari Rp 300 ribuan hingga jutaan. Pemasangannya mudah, hanya mengganti tutup pentil ban dengan sensor itu. Bahkan monitornya pun bisa dipasang di bagian kabin mana saja.

Asal terpapar cahaya matahari lantaran pakai solar panel kecil. Memang tidak seakurat dan sebaik bawaan pabrikan. Tapi lumayan untuk memantau tekanan, tanpa perlu keluar mobil. Apalagi kala mobil melaju di jalan bebas hambatan. (Alx/Odi)

Sumber: Bridgestone

GAET Otomotif

Gaet.co.id | Gaet Otomotif Website peristiwa dan teknologi otomotif terlengkap Indonesia.Tips, modifikasi serta info terkini mengenai komponen dan aksesori kendaraan

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.