Yang Jelas Bukan TESLA , Nah Pemerintah RI Rayu VW Bikin Mobil Listrik
Jakarta, GAET – masih terus menjalin komunikasi dengan beberapa perusahaan mobil listrik dunia, salah satunya dengan perusahaan raksasa asal Amerika Serikat, Tesla. Ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
“Yang sudah kita lakukan mengundang beberapa investor. LG dengan konsorsiumnya melibatkan Hyundai, Posco dan beberapa perusahaan dari China kita sudah tanda tangan sekitar US$ 9,8 billion. BASF dalam proses komunikasi, Tesla dalam proses komunikasi,” sebut Bahlil salam MNC Group Investor Forum 2021, Rabu (3/3/21).
Namun, ada nama baru yang muncul. Ketika Tesla terus dirayu namun belum juga membuahkan hasil yang konkret, Pemerintah nampaknya mulai mengalihkan perhatian kepada pabrikan lainnya. Kali ini bukan ke perusahaan AS, melainkan pemain otomotif asal Jerman.
Jika jadi berinvestasi, kehadiran VW bakal menambah semarak industri mobil listrik yang masih berubah signifikan. Bahlil menyebut langkah itu karena banyak dari negara lain sudah mengambil target ambisius dalam pengembangan mobil listrik.
“Eropa pada 2030 ada 70% mobil mereka mobil listrik, China pada 2027-2028 menargetkan 60%, jadi hampir seluruh dunia alihkan fosil ke baterai. Kebetulan Indonesia punya cadangan nikel 25% dari total cadangan nikel dunia, jadi kita betul-betul punya alam luar biasa dan 80% bahan baku baterai ada di Indonesia, seperti kobalt, mangan, nikel,” jelas Bahlil.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan hingga saat ini pihaknya masih bernegosiasi dengan pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc.
Kendati demikian, menurutnya dirinya tidak pernah menyebut bahwa minat investasi Tesla di Indonesia terkait pembangunan pabrik mobil listrik.
“Yang benar begini, kita sudah NDA (Non-Disclosure Agreement) dengan mereka. Saya nggak mau mengulangi kesalahan. Kita tidak tidak pernah bicara pabrik mobil.
Ada enam sebenarnya di tempat mereka itu, ada Starlink, launching pad, hypersonic, battery lithium pack, stabilizer energi, itu yang kita bicarakan,” paparnya saat diwawancarai Founder and Chairman CT Corp., Chairul Tanjung, di Economic Outlook 2021 CNBC Indonesia, Kamis (25/02/2021).