Lebih dari 20 Warga Membeli Motor Baru Setiap Harinya
https://gaet.co.id/– Beberapa hari lalu, netizen dibikin heboh oleh aksi borong mobil yang dilakukan warga desa di Tuban, Jawa Timur. Warga desa tersebut mendadak jadi miliarder lantaran memperoleh uang pembebasan lahan dari PT Pertamina. Nantinya, tanah mereka akan dipakai untuk pembangunan proyek kilang minyak new grass root refinery.
Ternyata, desa miliarder tak cuma ada di Tuban. Warga di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, punya cerita serupa. Tanah mereka juga terdampak pembangunan proyek, yakni Waduk Kuningan. Pembangunan mega proyek yang termasuk dalam program nasional itu berlangsung sejak 2013. Saat ini, fisik bangunan telah selesai, dan tinggal menyisakan pembebasan lahan yang mencapai 3 persen.
Menurut penuturan Kepala Desa (Kades) Kawungsari Kusto, sejumlah warga di desanya memperoleh duit hingga miliaran Rupiah. “Kemarin ada pencairan sekitar 179 bidang tanah yang dibebaskan dengan nilai rupiah mencapai sekitar Rp 134 miliar,” terangnya kepada Kompas.com, Minggu (21/2/2021). Hampir serupa dengan kisah desa miliarder Tuban, saat sebagian warga di Desa Kawungsari, Kuningan, menerima uang pembebasan lahan, mereka langsung membelanjakannya untuk membeli kendaraan. Kusto mengatakan setiap harinya ada lebih dari 20 orang yang membeli motor baru. Jika ditotal, motor dan mobil yang dibeli warganya sudah mencapai 300 unit.
“Dalam setiap hari, ada 30 unit motor dengan berbeda merek itu dibeli warga kami. Mayoritas motor gede matic seperti Nmax atau PCX yang menjadi idola warga kami,” ujarnya dikutip dari Tribunnews. Dalam satu keluarga, bahkan bisa membeli lebih dari satu motor. “Iya dalam satu rumah warga kami, motor baru itu ada yang dua, tiga atau lebih dari itu. Kejadian ini sudah berjalan dan pemberian ganti untung beberapa waktu lalu,” ucap Kusto.
Selain motor dan mobil, warga juga memanfaatkan uangnya untuk membeli tanah sebagai tempat tinggal. Dilansir dari pemberitaan Tribunnews, Sabtu (20/2/20210), proyek Waduk Kuningan ini mengakibatkan enam desa terdampak dan satu desa harus pindah.