Qualcomm Menyatakan Jika RI Bisa Coba Mobil Tanpa Awak Apabila Ada 5G
Adanya perkembangan sinyal atau jaringan 4G ke 5G memberikan dampak pada revolusi teknologi, salah satunya untuk menunjang autonomous vehicle atau mobil tanpa awak.
Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong mengatakan perkembangan teknologi 5G akan berdampak besar kepada beberapa sektor industri, ekonomi hingga otomotif.
“Banyak perlajuan sektor yang nanti berdampak. Ada autonomous vehicle atau mobil tanpa driver. itu cuman bisa dilakukan dengan adanya teknologi 5G,” ujarnya dalam diskusi frekuensi 5G yang diselenggarakan virtual Kamis (4/2).
Lebih lanjut ia menjelaskan, jaringan 5G merupakan teknologi yang sudah mainstream, dan lebih dari 65 persen negara di dunia sudah menggunakan 5G untuk menunjang pengguna internet. Seperti di Amerika Serikat (AS), China, dan berbagai negara di Eropa.
Shannedy menilai Indonesia sudah sangat layak untuk merasakan jaringan dengan kecepatan 5G. Hal ini dapat menunjang kegiatan masyarakat di masa pandemi. Seperti untuk siswa sekolah dan pekerja yang bekerja dari rumah.
“Untuk pelajar bisa menunjang sekolah, pekerja yang ingin training dengan 5G akan mudah secara remote dan tidak patah-patah atau lag,” ujarnya
Selain itu, ia juga mengklaim teknologi ini dapat memberikan dampak untuk menunjang program pemerintah yang kerap mengkampanyekan Industri 4.0. Ia mengatakan, 5G akan membawa teknologi yang signifikan dan membawa dampak yang besar bagi pemerintah.
Kesiapan penyedia komunikasi 5G
Deputy CEO Smartfren Sukaca Purwokardjono mengatakan pihaknya telah siap dalam untuk menunjang infrastruktur dalam penambahan jaringan 5G di Indonesia. Menurutnya, perkembangan teknologi tidak bisa direm untuk tercipta ekosistem yang lebih maju.
“Kita sudah mempersiapkan dari infrastruktur. kalau mengenai proyeksi sambil jalan kita adjust terus,” ujarnya.
Pihaknya kini sudah melakukan uji coba penggunaan jaringan 5G di Indonesia. Ia mengatakan, pada 2019 pihaknya telah melakukan tes kecepatan di Marunda, Jakarta Utara, hasil uji jaringan 5G menghasilkan kecepatan hingga 5 gigabyte per detik.
Ia menjelaskan, untuk dapat menunjang teknologi 5G ini perlu adanya sinergitas dari pemerintah, operator seluler, penyedia spektrum komunikasi, ketersediaan ponsel dan dukungan dari masyarakat.
Ia pun berharap pemerintah segera menyetujui 5G di Indonesia, agar para pihak penyedia jasa layanan komunikasi dapat membangun infrastruktur lebih lanjut.
Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan standarisasi jaringan 5G sejak tahun 2015 silam.
“Dari tahun 2015 sudah buat standarisasi untuk 5G,dari perangkat sudah dikeluarkan. bisa berjalan di semua operator di Indonesia, tinggal dari regulasinya saja yang memperbolehkan atau tidak,” kata Aryo.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ponsel terbaru yang pihaknya luncurkan pertengahan Januari lalu dilengkapi dengan jaringan 5G. Hal ini menjadi pemantik bagi seluruh stakeholder, untuk bersama-sama mensosialisasikan 5G ke masyarakat agar regulator segera memberi jalan untuk jaringan 5G di Indonesia.