Industri Otomotif Dijadikan Sektor Andalan Ekonomi Nasional
https://gaet.co.id/– Agus Gumiwang selaku Menteri Perindustrian RI menyampaikan bahwa industri otomotif akan menjadi sektor andalan yang dapat meningkatakn perekonomian nasional. Saat ini, terdapat 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan 26 perusahaan roda dua, dengan serapan tenaga kerja langsung hingga puluhan ribu orang di Indonesia. “Sektor otomotif telah menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp 99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun, serta menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang,” kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (20/2/2021).
Bahkan, lanjut dia, sektor tersebut mampu memberikan dampak luas kepada lebih dari 1,5 juta orang yang berkerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif. Agus juga mengemukakan, potensi industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga di Tanah Air saat ini terdapat 26 perusahaan. Total nilai investasi yang telah digelontorkan sebesar Rp10,05 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja hingga 32.000 orang. “Sehingga, otomotif dimasukkan ke dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 yang mendapatkan prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0,” ungkapnya. Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia.
“Pada periode tahun 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) sebanyak 232.170 unit atau senilai Rp 41,73 triliun,” ucap dia. Sedangkan, pengapalan untuk kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53.030 set atau senilai Rp1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp 17,52 triliun. “Seiring program Making Indonesia 4.0, sektor industri kendaraan bermotor nasional ditargetkan akan menjadi pemain global,” kata Menperin. Bahkan, Indonesia akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV). “Salah satu strategi otomotif 4.0 adalah membangun ekosistem untuk industri EV, dimulai dengan penguasaan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian kemampuan manufaktur baterai dan mobil listrik yang sesuai dengan tren global,” ucap Agus.
Agus menegaskan, guna mendongkrak kembali produktivitas, penjualan dan daya saing industri otomotif nasional akibat dampak pandemi Covid-19, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan atau stimulus. Misalnya, insentif penurunan PPnBM untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc di bawah 1500, yaitu untuk kategori sedan dan 4×2. “Langkah ini dilakukan karena pemerintah ingin meningkatkan kembali pertumbuhan industri otomotif, sehingga tetap menjadi sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional,” ujarnya. Pemberian insentif PPnBM tersebut akan dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan, dengan masing-masing tahapan akan berlangsung selama tiga bulan. Rinciannya, Insentif PPnBM sebesar 100 persen dari tarif akan diberikan pada tahap pertama, lalu diikuti PPnBM sebesar 50 persen dari tarif yang akan diberikan pada tahap kedua, dan insentif PPnBM 25 persen dari tarif akan diberikan pada tahap ketiga.
Besarnya insentif akan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan. Kebijakan ini diyakini akan mendorong permintaan dari industri otomotif, beliau otpitimis akan kebijakan tersebut dapat meningkatkan perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19. “Kami juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pameran virtual Indonesia International Motor Show (IIMS) tahun ini. Sebab memiliki peran strategis dalam membantu program promosi dan penjualan industri otomotif di awal tahun 2021,” ujar Agus.